Sore itu selepas jam 15.00 nampaknya matahari masih
melepaskan hawa panasnya yang memberi efek kelelahan dan kemalasan pada diri
ini. Sejak awal sudah ada niatan janjian sama temen, hampir aku batalkan tapi kuurungkan
karena sudah janjian (hari gini kalau g janjian mah susah ketemunya). Menyusuri
panas dan padatnya jalan Kaliurang, aku menepikan motor menghampiri teman untuk
mari bernostalgia dan sharing sesuatu apalah. Makan menjadi tujuan kami,
sayangnya seperti kebiasaan sebelumnya yang terjadi adalah kesulitan menentukan
tempat makan. Sebetulnya simpel karena kami gak rempong kalau makan, tapi
sebentar dulu laah pikir-pikir juga kali.
Memutuskan untuk ke arah selatan
adalah hal yang tidak salah sekalipun harus menyeberang, tapi permasalahannya
adalah kami menyeberang dengan motor sehingga harus lebih hati-hati. Oke, sepertinya bus
Transjogja adalah kendaraan terakhir dari arah berlawanan dan kebetulan berhenti
di perhentian yang jaraknya 10 langkah
dari kami. Body aduhai si bus membuat saya harus mendorong maju si motor dan
mengintip waspada jika ada kendaraan yang melintas sebelum kami menyeberang.
Keraguan yang mengiringi caraku mengendarai motor disambut dengan serbuan
pasukan kuda atau bebek besi di belakang bus Transjogja tadi. Memutuskan mundur
adalah langkah yang bisa kupikirkan saat itu meski akhirnya kuakui itu menjadi
sebuah peristiwa konyol. Kenapa bisa konyol? Sebetulnya aku malu untuk
mengingatnya tapi kupikir-pikir lagi kalau itu bukanlah sebuah aib yang akan
menimbulkan trauma makanya kuceritakan saja. Oke sulit untuk merekonstruksi
polah tingkahku saat sudah maju lalu mundur sebab tidak akan bisa seperti
Syahrini yang bisa cantik meski maju mundur, aku malah maju bahaya dan mundur
konyol.
Kita tahu bahwa motor memiliki
gas dan rem serta stang yang penting untuk menentukan arah (eh kayak nama album
sebuah band yaa). Nah itu dia yang tidak aku maksimalkan, di saat dalam posisi
maju dan melihat serbuan bebek besi (bebek aja deh, kalau kuda tuh keliatan keren
soalnya, kan mereka ceritanya mau menyerang aku), aku memundurkan diri sepaket
dengan motor dan teman yang kuboncengin, sebut namanya Dian. Aman dan tinggal
menunggu pasukan itu lewat baru deh bisa menyeberang. Kekonyolan terjadi saat
aku menunggu habisnya kendaraan yang lewat. Aku sepertinya sedang amnesia
sesaat dan melupakan keberadaan si bohay yang menatap tajam ke arahku sejak
berhenti tadi. Silau lampu beriringan dengan klakson yang tegas mengisyaratkan
untuk menjauh dari pandangannya. Aku tersadar, gugup dan sedikit panik
memundurkan diri dengan KAKI. Helloow (harus pake w biar waow) memundurkan
motor beserta muatannya dengan KAKI adalah konyol karena terlihat seperti seseorang
yang kepayahan tapi candid, aduh gimana menjelaskannya yaa. Bahkan aku hampir
kehilangan keseimbangan karena menahan ketawa, Oh My God, bisa dibayangkan
betapa malunya kaan (enggak sih karena dalam hati aku malah geli
sejadi-jadinya).
Lupakan yang tadi karena kami
yang berjalan perlahan menyusuri jalan, berhasil menemukan rumah makan Dua
Putri, cocok karena kita sedang berdua dan kita perempuan. Sebenernya bukan itu
sih alasannya tapi karena feel mengatakan ini nih tempat makan yang harus
didatengin, maka mendaratlah kita di situ. Rumah makan yang sederhana dengan
tempat duduk berwarna hijau dan orange itu bernama Dua Putri. Menyenangkan,
kita diberi dua buku menu dan itu memudahkan kita untuk memilih pesanan yang
disuka. Kalau biasanya kan harus berbagi buku menu sampai memiring2kan kepala
untuk liat atau sampai sabar membolak-balik bergantian saking galaunya.
Kita sudah cukup bijak dan
memikirkan masak-masak yang akan dipesan, kebetulan ada harga dan juga
keterangan porsinya. Berikut pesanan kami: Fuyung hai, Ayam bakar manis, Jamur
crispy porsi reguler, cumi porsi kecil dan dua gelas jus strawberry. Pertama-tama
fuyung hai dulu yang datang. Sama seperti fuyunghai pada umumnya aku beli sih,
campuran sayur dan telur disiram kuah asam manis dan diberi acar segar di
atasnya. Kelamaan ngobrol eh curhat malah kuahnya keburu meresap di
fuyunghainya, tapi tak apa tetep nikmat disantap kok. Ohya kita pesen nasi juga
dan menurutku porsinya banyak lho tapi baguslah memuaskan pelanggan.
|
cumi goreng yg kenyal gurih dan nagih |
|
fuyunghai haiyaa |
Menu selanjutnya yang datang
adalah cumi porsi kecil. Aku lupa nama masakannya sih pokoknya cumi bumbu apa
gitu. Cuminya digoreng pake telur tapi ada campurannya kayaknya karena meski
gak langsung dimakan tetep ada sensanyi krenyesnya padahal gak ada crispynya. Sekilas
bentuknya kayak perkedel sih karena bulat coklat dan ada daun bawangnya.
Teksturnya gak nguwatin banget untuk dicicip. Rasanya..voila! enak meeen. Porsi
kecilnya aja kita dapet 6 biji cuma ada yang kecil juga cuminya tapi tetep
memuaskan kok untuk coba2, kan takutnya entar bukan selera kita terus gak abis
kan sayang juga. Recomended dan besok kalau mau makan lagi mending pesen yang
reguler porsinya, nyoba varian lain juga boleh.
Pesananku yang paling ingin
kusantap datang dengan tampilan tak mengecewakan. Jamur crispy porsi reguler,
banyak ternyata loh ampe tumpe-tumpe (ah apaan sih). Tapi emang iya deh
keliatan banyak bertumpuk-tumpuk gitu, crispy krenyes pula. Jamurnya juga
lembut dan enggak liat, pinter banget sih masaknya. Crispynya meski aku
makannya lama, enggak jadi keras ataupun lemes. Duh semakin ngefans sama jamur
crispy nih dan ini top banget.
|
jamur crispy enyaak |
|
Kalo g salah namanya ayam bakar taliwang gengs |
Lalu ayam bakar manis yang
sebenernya aku lupa nama menunya gaes, tapi recomended juga karena manisnya
pas. Meskipun tampilannya kecil, dagingnya banyak dan empuk begitupun dengan
tulangnya yang bisa disesep-sesep bahkan dimakan. Bumbunya itu lho meresapnya
sampai tulang belulang. Efek sedikit gosong di bagian kulit, bagiku merupakan nilai
estetika yang mengundang selera karena di sekeliling dagingnya berwarna coklat
dengan kilau bumbu yang bercampur minyak. Tampilannya benar-benar mengkhawatirkan laju air liur,
takutnya tak terkendali dan menetes keluar ahahaha.
|
jus strawberry yg tingal 75% itu punyaku |
Yuk kita cobain jus
strawberrynya. Tampilannya plain seperti cuma buah strawberry dikasih air, gula
lalu dijus. Iya sih kenyataannya memang gitu tapi mau berharap tampilan seperti
apa sih kalau pesen jus. Kekecewaan itu tak serta merta memupus penasaranku
terhadap citarasa jus ini. Terbukti bahwa rasanya ternyata enak untuk pelepas
dahaga. Menyegarkan, manis, dan berwarna cerah, sungguh kombinasi yang
membahagiakan bukan?
Itulah pesanan kami yang dilahap penuh
syukur dan sukacita. Sebelum pulang, kami mampir ke minimarket yang ada di
perempatan Kaliurang. Ternyata disitu ada yang jual martabak. Sebenernya gak ada
kepikiran untuk bawa oleh2 sih, cuma Dian yang ngasih tau aja terus kebetulan
ada diskon 10.000 untuk pelajar mahasiswa. Martabak manis itu bernama martabak
Hao-hao. Harganya lebih amahl dari maartabak manis yang lain karena toppingnya
yang istimewa macam kraft, ceres, silverqueen, toblerone, skippy, nutella, ovomaltin
dan Ritterspot. Martabaknya juga diklasifikasikan menjadi B, K dan TK: Besar,
Kecil dan Tergantung Kebutuhan bukan ding yang bener tuh Tipis Kering. Aku
memilih Martabak Hao-hao 4 rasa, sebenernya
ada juga yang 6 rasa tapi lebih mahal sih. Toppingnya bebas dan aku memilih
silverqueen, kraft, nutella dan ovomaltin.
|
silverqueen, kraft, nutella dan ovomaltin |
Aku sarankan untuk makan martabak
manis ini selagi hangat supaya bisa merasakan dan membedakan teksturnya meski
topping sama-sama coklat. Kalau udah kelamaan dan lumer ya sudahlah pasrah aja
mau makan yang mana aja rasanya sama aja coklat. Sekedar ngasih tau nih
harganya Rp 50.000 sudah dipotong kartu pelajar Dian ahahaha. Thanks Dian.
Perjalanan kuliner hari itu eh
hari apa ya lupa oh tanggal 3 Juni 2015 selesai sudah. Tapi ada side story nih
sebagai penutup. Ternyata sewaktu sedang makan di Dua Putri, hpku bergetar ada
wasap muncul dari temanku Winda. Winda memaparkan dengan lancar kejadian konyol
sewaktu aku menyeberang tapi gak jadi sampai diklakson garang sama bus. Kok
bisa tau sih dia??? Usut punya usut dia ada di dalem bis itu coba ahahaha,
mampus loe sisch...maluuk mah maluuk
aja.
Note:
Thakiees buat Dian yg supporting, listening, caring (udah
kayak produk jasa apa sih). Cerita ini juga dipersembahkan untuk Winda yang menceritakan
kekonyolanku menjadi sesuatu yang membahagiakan bagiku hihihi. Tak lupa untuk
semua yang senantiasa membaca blog gajeku selama ini serta yang aku spamming
postingan dari blogku. Kalau gengges hapus aja yaah..ehehe.