Sebelumnya aku
tidak tahu secara detail tentang yoga, mengalaminya atau mengikuti latihannya
pun tidak pernah. Oh pernah ding, sekali waktu saat ada dosen dari India datang
ke jurusan. Itupun dilakukan di pagi hari dengan teknik yang menurutku sangat
susah. Yaa yang ikut yoga waktu itu dosen-dosen, kami yang masih mahasiswa
sepertinya kurang tertarik dan yaah bisa dibilang malas untuk sekadar bangun
pagi-pagi mengikuti yoga gratis. Mungkin bagi kami pada khususnya aku, hal itu
belum disadari sebagai sesuatu yang penting.
Aku
adalah seorang yang sok tau yang baru saja awal tahun 2015 ini mengenal yoga
secara kasar, maksudnya aku belum memahami menyeluruh tentang yoga. Akupun
mulai membaca dan mencari tahu, dalam tahap ini aku sedang belajar hal yang
baru serta bagus dan bermanfaat setelah aku jalani. Iya, sekali lagi bagus dan
bermanfaat.
Yoga
merupakan sebuah latihan fisik yang menggabungkan keseimbangan tubuh, jiwa dan
pikiran. Ya beberapa mengkategorikan sebagai sebuah jenis olahraga, ada juga
yang menyebutnya sebagai metode penyembuhan. Berbagai referensi selalu
menyebutkan pengertian yoga sehingga tak perlulah aku untuk kembali
mengungkapkannya. Cukup apa yang aku tahu dan kupahami saja dengan sedikit
tambahan sana-sini.
Jika
dilakukan dengan benar dan diusahakan benar, yoga memiliki gerakan-gerakan yang
setiap detailnya bermanfaat. Manfaat yang sering tersiar itulah yang menjadi
daya tarik sebagian orang untuk mengikuti yoga. Lalu apakah setelah merasa
mendapat manfaatnya kemudian berhenti? Tidak, tentunya mereka akan semakin
rajin karena yoga berkaitan dengan pemahaman diri. Aku mencoba melakukannya
agar bisa merasakan pengalaman beryoga. Yah memang awalnya pegel-pegel, tapi
kalau berhenti akan merasa ada yang kurang.
Yoga bagiku
adalah tentang seberapa aku mengenal diri termasuk kekuatan, kelemahan dan
kontrol diri. Seberapa baik tubuhku merespon keinginan dan perintahku, sudahkah
sesuai dengan yang kurasakan, sudah maksimalkah gerak tubuhku atau aku terlalu
banyak berpikir untuk mulai bergerak. Awalnya memang tidak terbiasa dan tubuh
ini terkesan membandel terhadap perintah otakku, lalu lama kelamaan aku mulai
terbiasa dengan gerakannya tapi baru yang dasar. Meski terbiasa, bukan berarti
aku selalu benar, masih ada titik lemah
yang harus aku cari tahu yang menjadi penyebabnya. Entah kestabilan emosi,
letak tumpuan maupun arah yang harus kuikuti.
Kalau boleh
mengutip kata-kata sebuah blog bahwa ada sebuah semangat yang berbunyi “The non
competitive spirit of Yoga”, semangat yang menyatakan bahwa tidak ada yang
lebih benar dari yang lainnya. Tiap orang hanya berusaha melakukan apa yang
mereka bisa semaksimal mungkin. Tidak perlu dipaksa, lakukan sesuai hati dan
kemampuan fisik yang termasuk melatih mengontrol ego. Masih mengutip sebuah
blog, meski gerakan yoga hanya seperti itu tapi yang berkembang justru hubungan
diri kita dengan gerakan itu dan hasil dari hubungan tersebut.
No comments:
Post a Comment