Lama tidak menulis ya gaes, kini aku sudah berada di
masa-masa menghadiri kondangan, time flies so fast. Hari minggu kemarin aku
menghadiri resepsi teman kuliah di Karanganyar. Jika tidak mengumpulkan massa,
akan aneh jadinya aku datang sendiri. Sebelumnya aku ucapkan selamat menempuh
hidup baru buat teman kuliah yang tergabung di grup wasap timbul tenggelam mak
rumpik yaitu Winda. Seminggu sebelumnya dapat undangan pernikahan, lalu seperti
adat pada umumnya dibentuklah sebuah grup wasap pemersatu untuk memfokuskan
tujuan yang sama yaitu kondangan.
Kita berenam terdiri dari aku, vania, tari, laras, aiug,
agnis dan anaknya Laras naik Prameks turun di stasiun Ambyar eh maksudnya Solo
Balapan. Setelah itu kita lanjutkan dengan taksi online sekitar 20 menit dengan
keadaan tidak macet. Sampai disana udah telat sebenarnya karena sudah terdengar
ulem-ulem atau pengantar acara gitu. Di tempat kita duduk sudah disediakan meja
bersama yang di atasnya udah ada beberapa gelas teh manis. Kalau kondangan di
Solo modelannya piring terbang. Apa itu piring terbang? Jadi nanti kita akan
mendapat atau disajikan makanan di waktu-waktu tertentu dari pihak
penyelenggara dan sudah diatur porsinya sama semua. Jeda antar makanan sekitar
20-30 menit estimasi orang ngunyah atau selesai makan. Berikut urutannya:
snack, appetizer- main course-dessert (lah udah berasa ala-ala Barat). Untuk
penyajiannya selesai di jam 12 karena acara yang kami hadiri mulai jam 10.
Snack
Terdiri dari sosis solo, roti lapis mandarin, kacang mete.
Sosis solonya beda ama di Jogja dengan adanya taburan keju di atasnya (kupikir
ini adalah snack manis yang dalam bayanganku adalah pisang aroma) dan setelah
dimakan kulitnya sangat telur sekali dimana kalau yang di Jogja ada campuran
tepung. Lalu untuk bagian isinya sangat tersa tekstur dagingnya dan bumbunya
menyatu.
Beralih ke roti lapis mandarin yang lembut dengan takaran
selau yang tidak berlebihan baik rasa maupun penyajiannya. Menurutku
potongannya juga pas dan manis dilihat. Seperti roti lapis mandarin pada
umumnya ya gaes.
Kacang metenya enak sekali, renyah, gurih bikin nagih.
Dikemas dalam plastic yang kecil muat 3 atau 4 biji aja.
Sup Manten namanya yang terdiri dari potongan daging ayam
wortel bergelombang, brokoli, macaroni dan kering kentang pipih. Supnya enak
menurutku apalagi disajikan hangat. Paling suka bagian kering kentang yang
tenggelam di lautan kuah sup, ya gimana sih aku soalnya fans kerupuk masukin
kuah. Sayurnya juga cukup empuk dan ayamnya menurutku bumbunya kurang meresap.
Meski begitu aku srupat-sruput enjoy.
Nasi komplit kalau sebutanku sih hahahah. Terdiri dari nasi
kuning dicetak bunga (suka banget), daging giling manis, irisan telur dadar,
kering kentang stick, sambel goreng ati, sayur ndeso. Semuanya enak sukaaa. Aku
kupa penyebutannya untuk daging giling manis ini, semacam abon tapi basah atau
bistik daging tapi manis. Telur dadar yang diiris tipis-tipis lembut tidak
gurih jadi seimbang menurutku. Lalu kering kentang stick ini juga pedas manis
tapi dominan renyahnya. Sambel goreng ati juga tidak pedas tapi endolita pada
umumnya. Sayur ndeso ini terdiri dari jipang, kacang panjang dan wortel dengan
kuah santan dibumbu kuning sedikit. Kesemua bahan dalam sayurnya empuk banget
dan meresap gurih rasa kuahnya yang ada manisnya dikit.
Dessert
Untuk kali ini adalah eskrim dengan rasa kelapa muda atau
vanilla ya aku lupa tapi terlalu manis. Eskrim tradisional yang menyenangkan
saat masuk ke mulut dan dari rasanya langsung terbayang seperti es puter atau
es dong-dong.
Setelah itu kita beralih jalan-jalan ke pasar gede, udah
nggak terlalu rame karena siang dan mendung dan tujuan kita adalah es dawet.
Berikut penampakannya setelah muter-muter pasar tradisional ini.
Harganya Rp 7,000 semangkuk yang awalnya aku underestimate
karena kecil banget. Namun ternyata aku terperanjat dengan citarasa dan efek
yang ditimbulkan setelahnya yaitu wareg. Di dalam mangkuk keci itu terdiri dari
cendol hijau, telasih, ketan hitam dan jenang sum-sum tentu dengan kuah santan
gurih. Saking ramenya pada sambal berdiri minumnya dan antri pembelinya. Jadi
pengen buka cabang disini deh siapa tau kan aku menjadi wirausaha cendol dawet
seger limaratusan ditambah enam ribu limaratus tentunya pakai ketan.
Perjalanan kami berakhir di Selat Solo Viens.
Harganya terjangkau dan rasanya enak makanya rame terus. Aku pesan Selat Double Daging sama Es kopyor, saying es kopyornya habis. Sedangkan beberapa teman pesen Selat Daging Cacah.
Selat double daging |
Harganya terjangkau dan rasanya enak makanya rame terus. Aku pesan Selat Double Daging sama Es kopyor, saying es kopyornya habis. Sedangkan beberapa teman pesen Selat Daging Cacah.
Selat Double Daging berisi dua daging dengan kentang, kering
kentang pipih, selada, wortel dan kacang panjang. Kuahnya manis ditambah dengan
adanya acar. Seger enak banget sampai nggak kepikiran buat beli sebagai
oleh-oleh.
Kalau Selat Daging Cacah cuma satu daging dan satu telur rebus. Dagingnya tu rapuh gaes yaampun lembut grenjel-grenjel tekstur daging. Kuahnya enggak terlalu kental lebih ke cair tapi enak.
Selat daging cacah |
Kalau Selat Daging Cacah cuma satu daging dan satu telur rebus. Dagingnya tu rapuh gaes yaampun lembut grenjel-grenjel tekstur daging. Kuahnya enggak terlalu kental lebih ke cair tapi enak.
Nah seperti itulah pengalaman kulinerku di kondangan dan di
Solo yang tentunya belum eksplore semuanya. Lagipula kondisiku juga udah
kenyang sih, ngantuk deh di prameks tapi nggak jadi karena kalau bareng teman
itu rasanya pengen ngobrol terus. Semoga kita bisa kumpul lagi, main, kulineran
bareng-bareng ya gaes.
No comments:
Post a Comment