Siang hari
yang sedikit mendung tanggal 7 November 2014, aku bersama Roya dan Winda tengah
kebingungan dan galau menentukan menu makan siang yang rendah lemak (haha rada
sok-sokan ya). Lalu Winda mencetuskan ide ke tempat yang menyajikan buah-buahan
sebagai menu utamanya. Kamipun menyusuri Jalan gejayan/ Affandi untuk mencari
tempat bernama Bowlling Fruitbar. Berhentilah kami di depan tempat yang
parkiran motornya penuh. Tempatnya bagus sih didominasi kayu-kayu untuk bagian
depannya seperti di beranda yang terdapat pagar kayu dan beberapa meja kursi
kayu. Saat masuk, di sebelah kiri sudah disambut ramah urut-urutan karyawan
sambil memberikan daftar menu. Tepat di akhir barisan terdapat kasir yang
menghadap ke arah utara, sedangkan di kanan agak depan adalah dapur terbuka
pembuatan makanannya.
Summer Ling |
Kami mulai mencari tempat duduk,
cukup sulit mengingat ramai pengunjung. Ada sih yg kosong di depan toilet, tapi
kami gak mau duduk di sana, seharusnya tidak ada bangku di depan toilet karena
dapat mengganggu selera makan, semoga hal ini bisa terdekteksi ya. Akhirnya
menemukan bangku nomer 7 di samping dapur terbuka tadi, lalu mulai memilih
menu-menu yang menggiurkan. Halaman-halaman awal menampilkan semacam sup buah
dengan kuah yang unik-unik sesuai dengan penamaannya, kalau di akhir-akhir
menampilakan camilan dan makanan berat yang gurih.
beda kaan, lebih cerah dan kental |
Setelah menimbang dengan masak, aku
memilih Summer Ling. Summer ling merupakan sup buah dengan kuah jus mangga yang
tekstur kuahnya hampir seperti sorbet yang masih ada es serut yang gak halus
diblender. Di atasnya terdapat buah-buahan yg disusun dengan acak dan manis
menonjolkan warnanya meski kuahnya terkesan seperti bubur. Kalau menurutku sih
kok agak kurang manis ya, mungkin kebiasaaan makan manis. mungkin lain kali
bisa coba menu lain.
Magu Ling pesanan Winda, yang agak cair dan pucat krn tambahan yoghurt |
Kalau Winda memilih Magu Ling, yaitu hampir sama denganku
kuahnya jus mangga tapi dicampur dengan yoghurt, sehingga warnanya orange
pucat. Kuahnya Magu ling ini lebih cair dibanding Summer Ling sehingga penataan
buahnyapun lebih rapi, rasanyapun sedikit masam bergizi khas yoghurt.
Lain dengan Roya yang memilih Crunchy Siomay, menurutku sih
sekilas mirip batagor tapi rasanya siomay. Chrunchy Siomay ini tekstur luarnya
crispy dilumuri saus kacang dan kecap manis sedangkan dalamnya kenyal lembut
dan masih hangat.
Crunchy siomay pesanan Roya |
Ohya mengenai sistem pembayarannya, kita menulis pesanan lalu
menyerahkannya ke kasir untuk dihitung plus ada pajak 10 %, baru setelah itu
kita menunggu. Ternyata dapur terbuka yang aku katakan tadi adalah dapur untuk
pembuatan pesanan kami yang dingin, untuk pesanan hangat sepertinya dibuat di
dapur dalam. Pesanan hangat seperti Chrunchy Siomay milik Roya, lebih lama
datangnya dibanding pesanan dingin aku dan Winda.
Setelah
menikmati makanan dan suasana serta saling mencicipi, kamipun merasa sangat
kenyang dan puas. Tempat ini selain untuk makan, cocok juga untuk berdiskusi
seperti yang dilakukan di meja sebelah kami, tapi mengingat ramainya tempat
ini, kamipun segera beranjak pergi. Terima kasih .
No comments:
Post a Comment