bebas

Saturday, 27 December 2014

Bowling Fruitbar


Siang hari yang sedikit mendung tanggal 7 November 2014, aku bersama Roya dan Winda tengah kebingungan dan galau menentukan menu makan siang yang rendah lemak (haha rada sok-sokan ya). Lalu Winda mencetuskan ide ke tempat yang menyajikan buah-buahan sebagai menu utamanya. Kamipun menyusuri Jalan gejayan/ Affandi untuk mencari tempat bernama Bowlling Fruitbar. Berhentilah kami di depan tempat yang parkiran motornya penuh. Tempatnya bagus sih didominasi kayu-kayu untuk bagian depannya seperti di beranda yang terdapat pagar kayu dan beberapa meja kursi kayu. Saat masuk, di sebelah kiri sudah disambut ramah urut-urutan karyawan sambil memberikan daftar menu. Tepat di akhir barisan terdapat kasir yang menghadap ke arah utara, sedangkan di kanan agak depan adalah dapur terbuka pembuatan makanannya.
Summer Ling
            Kami mulai mencari tempat duduk, cukup sulit mengingat ramai pengunjung. Ada sih yg kosong di depan toilet, tapi kami gak mau duduk di sana, seharusnya tidak ada bangku di depan toilet karena dapat mengganggu selera makan, semoga hal ini bisa terdekteksi ya. Akhirnya menemukan bangku nomer 7 di samping dapur terbuka tadi, lalu mulai memilih menu-menu yang menggiurkan. Halaman-halaman awal menampilkan semacam sup buah dengan kuah yang unik-unik sesuai dengan penamaannya, kalau di akhir-akhir menampilakan camilan dan makanan berat yang gurih.
beda kaan, lebih cerah dan kental
            Setelah menimbang dengan masak, aku memilih Summer Ling. Summer ling merupakan sup buah dengan kuah jus mangga yang tekstur kuahnya hampir seperti sorbet yang masih ada es serut yang gak halus diblender. Di atasnya terdapat buah-buahan yg disusun dengan acak dan manis menonjolkan warnanya meski kuahnya terkesan seperti bubur. Kalau menurutku sih kok agak kurang manis ya, mungkin kebiasaaan makan manis. mungkin lain kali bisa coba menu lain.
Magu Ling pesanan Winda, yang agak cair dan pucat krn tambahan yoghurt


Kalau Winda memilih Magu Ling, yaitu hampir sama denganku kuahnya jus mangga tapi dicampur dengan yoghurt, sehingga warnanya orange pucat. Kuahnya Magu ling ini lebih cair dibanding Summer Ling sehingga penataan buahnyapun lebih rapi, rasanyapun sedikit masam bergizi khas yoghurt.
Lain dengan Roya yang memilih Crunchy Siomay, menurutku sih sekilas mirip batagor tapi rasanya siomay. Chrunchy Siomay ini tekstur luarnya crispy dilumuri saus kacang dan kecap manis sedangkan dalamnya kenyal lembut dan masih hangat.
Crunchy siomay pesanan Roya
Ohya mengenai sistem pembayarannya, kita menulis pesanan lalu menyerahkannya ke kasir untuk dihitung plus ada pajak 10 %, baru setelah itu kita menunggu. Ternyata dapur terbuka yang aku katakan tadi adalah dapur untuk pembuatan pesanan kami yang dingin, untuk pesanan hangat sepertinya dibuat di dapur dalam. Pesanan hangat seperti Chrunchy Siomay milik Roya, lebih lama datangnya dibanding pesanan dingin aku dan Winda.
            Setelah menikmati makanan dan suasana serta saling mencicipi, kamipun merasa sangat kenyang dan puas. Tempat ini selain untuk makan, cocok juga untuk berdiskusi seperti yang dilakukan di meja sebelah kami, tapi mengingat ramainya tempat ini, kamipun segera beranjak pergi. Terima kasih .

No comments:

Post a Comment